MASUK SURGA BERDASARKAN SURVEI
Oleh : Dr. Nur Salim
Tersebut dalam kitab hadis Sunan Ibnu Majah juz 12 halaman 422 (versi maktabah syamilah), diriwayatkan oleh Abu Bakar Ibn Ibi Syaibah bahwa seorang laki-laki mendatangai rasululullah saw. dan bertanya “Wahai rasululullah bagaimana cara mengetahui saya ini orang baik atau orang buruk ?” rasulullah menjawab, “ apabila tetanggamu membicarakanmu bahwa kamu ini orang baik maka berarti kamu orang baik sebaliknya bila mereka menyebutmu orang buruk maka berarti kamu orang buruk”.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : كَيْفَ لِى أَنْ أَعْلَمَ إِذَا أَحْسَنْتُ وَإِذَا أَسَأْتُ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- : « إِذَا سَمِعْتَ جِيرَانَكَ يَقُولُونَ قَدْ أَحْسَنْتَ فَقَدْ أَحْسَنْتَ وَإِذَا سَمِعْتَهُمْ يَقُولُونَ : قَدْ أَسَأْتَ فَقَدْ أَسَأْتَ
Hadis tersebut menarik kita kaji yaitu adanya semacam survei untuk menilai baik buruknya seseorang. Tetangga adalah pemangku kepentingan (stake holder) keberadaan seseorang pada suatu masyarakat, sehingga kalau mereka dilibatkan untuk menilai baik buruknya seseorang sangatlah tepat. Sering kali kita merasa sudah menjadi orang baik dengan parameter yang kita buat sendiri bahkan tidak jarang dengan membawa nama Allah untuk menjustifikasi kebaikan kita. Misalnya dengan ucapan, “yang penting dimata Allah kita baik”. Padahal Allah pun melibatkan manusia dalam menentukan seseorang itu ahli surga atau neraka.
Tersebut pada kitab hadis Sahih Bukhari juz 5 halaman 295, sahabat Anas Bin Malik ra. meriwayatkan, suatu hari serombongan masyarakat membawa jenazah sambil memuji-muji bahwa jenazah itu adalah orang baik, mendengar pujian tersebut rasulullah bersabda “wajabat (wajib baginya”), lalu di waktu lain serombongan masyarakat membawa jenazah dengan memujinya sebagai orang jahat, mendengar pujian itu rasulullahpun berujar “wajabat (wajib baginya). Lalu Umar bin Khatab bertanya, apa itu wajabat (wajib baginya). Rasulullah menjawab, kalian telah memuji jenazah-jenazah itu, untuk jenazah orang baik maka wajib baginya surga sedangkan untuk jenazah orang jahat wajib baginya neraka. Kalian adalah menjadi saksi Allah di muka bumi.
- سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ - رضى الله عنه - يَقُولُ مَرُّوا بِجَنَازَةٍ فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا ، فَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « وَجَبَتْ » . ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا فَقَالَ « وَجَبَتْ » . فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ - رضى الله عنه - مَا وَجَبَتْ قَالَ « هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا فَوَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِى الأَرْضِ »
Di mayarakat, hadis ini sering dipakai petugas pemberangkat jenazah untuk melakukan timbang terima (survei) kepada para pelayat. Biasanya mereka bertanya begini “ bapak-bapak ibu-ibu, takziyin takziyat (yang benar mua’zzin mu’azziyat), Si fulan ini orang baik atau baik ?” Lalu hadirin akan menjawab “baiiikk !”. saya ulangi lagi “baik atau baik ?”. kembali hadirin menjawab “baiiikk !”. (survei yg curang krn nda ada pilihan).
Kamu sekalian adalah menjadi saksi kebaikan jenazah ini. Trus jenazah diberangkatkan.
Baca Juga
Baitul Maal Insan Mandiri menggelar buka puasa bersama dengan ratusan anak yatim piatu di Rumah Makan (RM) Jamboel, Gemolong Sragen.
Kegiatan sosial yang sudah berlangsung selama 4 kali ini, mengundang 1.20 anak yatim piatu dari beberapa kecamatan yang ada di Sragen.
Pernyataan Rasulullah di atas cukup gamblang bahwa orang tua itu sangat menentukan merah - hijaunya anak-anak. Orang tua yang tidak punya perhatian terhadap agama anaknya kemungkinan besar anak-anak akan apatis dalam beragama.
Ibnu Qoyim berkata,
" wa aktsarul auladi fasaduhum ihmaluhum abahum an dinihim"